KATA PENGANTAR
Puji dan
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Laporan ini disusun dalam
rangka memenuhi salah satu tugas mata
kuliah.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua dosen teknik mesin dan teman-teman
yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan laporan ini sehingga
dapat menambah pengetahuan penulis.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh
dari kesempurnaan seperti yang diharapkan. Pepatah mengatakan “Tak ada gading
yang tak retak”. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari
rekan-rekan dan para pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa depan.
Mudah-mudahan laporan ini dapat membantu
rekan-rekan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar, dan dapat memotivasi kreatifitas siswa dalam mengembangkan dan
memperluas akses Ilmu Pengetahuan,
Teknologi dan Informasi, dan semoga hasil dari apa yang kita lakukan adalah
merupakan kontribusi yang sangat berharga bagi kemaslahatan umat manusia
didunia. Amin.
Bab I
Pendahuluan
Latar Belakang
Karena salah satu jenis mesin-mesin perkakas yang paling sering digunakan
karena kegunaan nya yang begitu luas adalah mesin bubut, maka dibawah ini
masalah mesin bubut masih akan lebih disoroti lagi, agar lebih dipahami.
Mesin bubut,
termasuk mesin perkakas dengan gerak utama berputar. Hal ini disebut gerak
utama berputar, karena pada saat beroperasi, benda kerja nya yang berputar.
TUJUAN PRAKTEK
1. Mahasiswa
diharapkan dapat memahami definisi mesin Bubut.
2. Mahasiswa
diharapkan mengetahui jenis-jenis mesin Bubut.
3. Mahasiswa
diharapkan dapat melakukan Bubut dengan baik dan
benar.
4. Mahasiswa
diharapkan dapat mengenali nama-nama komponen mesin Bubut
dan cara kerjanya.
5. Mahasiswa
diharapkan dapat memahami prosedur kerja pada mesin Bubut yang baik sesuai standarnya.
KESELAMATAN KERJA
1. Gunakanlah
alat pelindung praktikum yang sesuai, seperti wearpak, sepatu, dll.
2. Gunakan
alat sesuai dengan fungsi dan cara pemakaian alat yang benar.
3. Berhati-hatilah
terhadap komponen yang mudah patah ataupun yang memerlukan kerataan.
4. Perhatikan
tanda-tanda yang ada pada bodi komponen.
5. Bekerjalah
dengan serius dan selalu patuhi instruksi intruktur.
BAB II PEMBAHASAN
FUNGSI DAN UKURAN MESIN BUBUT
Fungsi mesin bubut adalah
untuk memotong/menghilangkan sebahagian dari benda kerja dengan gerak berputar,
sehingga pada akhirnya menjadi benda/produk yang dapat dimanfaatkan sesuai
dengan fungsi nya.
Adapun
jenis-jenis kegiatan yang dapat dikerjakan pada mesin bubut adalah:
- membubut lurus
- membubut tirus
atau konis
- membubut alur
- membor
- membuat ulir
- meng-kartel
- me-reamer
- mengetap
- menyenai
- menggrinda
Ukuran utama
sebuah mesin bubut dapat dilihat pada gambar ilustrasi dibawah ini:
Keterangan: A =
panjang mesin bubut total (seluruh nya)
B = Jarak
antara center pada headstock (kepala tetap) sampai dengan center
pada
tailstock
(ekor tetap)
C = Diameter maksimum benda yang dapat dikerjakan
(bila alas dibuka)
D = Diameter mesin maksimum sampai ke alas.
JENIS-JENIS MESIN BUBUT
Menurut jenis dan fungsinya, maka
mesin bubut dapat dikelompokkan menjadi:
a. Instrumen Lathe Engine (Mesin bubut
Instrumen)
Mesin bubut jenis ini biasanya digunakan untuk membuat suatu produk
(benda kerja) yang kecil ukuran nya, tetapi dengan tingkat ke presisian yang
tinggi dan jumlah banyak (mass product).
b. Bench Engine Lathe (Mesin Bubut Meja)
Mesin bubut ini biasanya digunakan untuk membuat produk-produk yang lebih
besar dibanding kan dengan produk instrument lathe engine. Mesin bubut jenis
ini dapat ditempatkan di atas bangku/meja kerja atau pun mesin yang mempunyai
kaki terbuat dari baja profil dan pelat baja.
c. Standard Engine Lathe (Mesin Bubut
Standar)
Mesin bubut jenis ini, selain dapat memproduksi benda kerja yang lebi
besar, juga lebih panjang.
d. Gap Lathe Head Engine (Mesin Bubut
Celah)
Mesin bubut ini selain dapat mengerjakan benda-benda kerja yang besar,
juga dengan diameter yang relatif besa, sebab bagian alas dari mesin ini, yakni
yang berdekatan dengan kepala tetap, dapat dilepas-lepas dan akan menghasil kan
celah, untuk kemudian akan di tempati oleh benda kerja berdiameter besar
tersebut.
e. Turret Lathe Engine (Mesin Bubut Turret)
Mesin bubut jenis ini mempunyai ekor putar tetap, dimana dapat di
pasangkan 6 (enam) alat potong, sesuai dengan yang dibutuh kan. Benda kerja
dijepit pada chuck (cekam ber rahang
tiga), alat potongnya dapat di setel sedemikian rupa sesuai dengan yang di inginkan,
misalnya:
- facing : mem bubut muka
- turning : mem bubut rata
- cutting : me motong
- grooving : membuat alur
- drilling : mengebor (melubangi)
- reaming
: menghaluskan lubang
f. Computer Numerically Control Lathe
Engine – CNC Machine (Pengendalian Secara Numerik)
Sebelum mesin di operasikan, lazim nya dibuatkan suatu program (software)
komputer yang sesuai bentuk benda kerja yang akan dibuat. Program ini terdiri
dari sederetan instruksi-instruksi yang di kodefikasi dalam bentuk algoritma
matematis, sehingga disebut: kendali
numerik
Dengan
mem-program kan kedudukan pahat terhadap benda kerja, tebal nya
penyayatan,panjang yang akan dibubut, diameter yang di inginkan, dll, maka
mesin jenis ini akan bekerja secara otomatis.
PERBEDAAN
ANTARA BUBUT TURET
DENGAN BUBUT MESIN
Perbedaan utama antara ke dua
mesin ini adalah bahwa bubut turet disesuaikan untuk pekerjaan memproduksi
dalam jumlah yang banyak (mass product), sedangkan mesin bubut, terutama
digunakan untuk berbagai penugasan, ruang perkakas atau pekerjaan operasi
terbatas. Ciri utama dari mesin bubut turet adalah:
a. Pahat dapat
dikunci secara permanen dalam turet pada urutan yang sesuai dari penggunaan nya.
b. Setiap pos dilengkapi dengan penghenti hantaran
atau pelompat hantaran, sehingga masing-masing pemotongan oleh pahat berikut
nya akan selalu sama dengan pemotongan sebelumnya.
c. Pemotongan majemuk dapat diambil dari pos yang
sama, misal nya pembubutan dan/atau pemotongan lubang sebanyak dua buah atau
lebih.
d. Pemotongan kombinasi dapat dibuat, yaitu dengan
menggunakan pahat peluncur dan pada saat yang bersamaan pahat turet yang
memotong.
e. Kekakuan yang berlebihan dalam memegang benda
kerja dan pahat nya da adaptasikan kepada mesin nya, sehingga memungkinkan
untuk pemotongan jamak dan kombinasi.
f. Dimungkinkan untuk menambahkan peralatan bantu,
misalnya untuk keperluan bubut tirus, pemotongan ulir, membuat duplikat, dll.
Keterangan
Gambar:
A =
Kepala tetap (Headstock)
B = Ekor
tetap/Kepala lepas (Tailstock)
C =
Apron
D = Bed
(Alas)
Selain itu masih
ada lagi yang disebut dengan perlengkapan mekanik dan elektik nya, agar lebih jelas, maka dapat dilihat pada
gambar diatas.
Penjelasan Singkat:
a.
Headstock (Kepala Tetap)
Kepala tetap berada di bagian atas dari mesin bubut, selain itu kepala
tetap dihubungkan dengan poros spindel dan disekitar nya terdapat gear box
(rumah roda gigi), handel-handel pengatur kecepatan, pembalik hantaran. Juga
disekitar nya akan terdapat daftar hantaran, tabel ulir, baik yang metrik
maupun dalam satuan inci.
b. Tailstock
(Ekor atau Kepala Lepas)
Tailstock ditempatkan pada bed engine (alas), dimana fungsinya sebagai
alat bantu untuk melakukan pembubutan yang panjang, melakukan pem boran dan
membuat tirus atau pun konis.
c. Lathe Engine
Bed (Alas Mesin Bubut)
Biasanya alas sebuah mesin bubut terbuat dari bahan besi cor kelabu,
dimana ke-2 (dua) sisi bagian luarnya berbentuk “V” yang berfungsi selain
tempat berjalan nya eretan, juga sebagai tempat kedudukan tailstock. Bagian
atas dari alas dibuat se halus/licin mungkin, agar mempermudah gerakan dari eretan.
Permukaan luar yang berbentuk V tersebut, biasanya di hardening (diperkeras),
dengan tujuan agar kuat menahan gesekan dari eretan dan tailstock yang selalu
berada diatas nya.
d. Carriage (Eretan)
Secara umum sebuah mesin bubut dilengkapi oleh 2 (dua) buah eretan, yakni
satu eretan atas dan satu eretan bawah (lihat gambar berikut ini).
Eretan atas ini
bergerak melintang, yakni dari depan ke belakang, sedangkan eretan bawah akan
bergerak secara horizontal, yakni pada bidang mendatar.
MACAM-MACAM OPERASI
PEMBUBUTAN.
Seperti telah disinggung
diatas, bahwa operasi pembubutan adalah beraneka ragam, mencakup membubut,
pemboran, pengerjaan tepi, penguliran dan pembubutan tirus. Berikut ini akan
diuraikan secara ringkas beberapa jenis operasi yang dapat dilakukan mesin
bubut.
a). Pembubutan
Silindris.
Cara yang paling umum untuk
menyangga /menopang benda kerja, khususnya benda kerja yang berputar adalah
dengan menempatkan penopang (support) di antara ke-2 center nya. Keuntungan nya
adalah dapat dan mampu menahan pemotongan
berat serta sangat sesuai untuk
benda kerja yang panjang. Karena di support di antara ke-2 ujungnya, maka
selalu akan berputar seragam dengan spindelnya, kecuali dikehendaki lain, maka
diperlukan penyetelan yang lain.
Center kepala tetap (head
stock) berputar ber sama-sama dengan benda kerja, sehingga tidak ada gesekan,
tidak timbul panas, tidak diperlukan pelumasan/pendinginan.
b). Pengerjaan
Tepi (facing)
Bila sebuah permukaan akan di
potong menggunakan mesin bubut, maka
operasi nya disebut pengerjaan tepi.Benda kerja, biasa nya dipegang pada plat
muka atau di dalam pencekam, tetapi dalam beberapa kasus, pengerjaan tepi juga
dilakukan dengan benda kerja berada di antara kedua pusat mesin nya. Pemotongan
dilakukan secara tegak lurus terhadap sumbu putaran, maka kereta luncur nya
harus di kunci dengan benar pada
bangku pembubut untuk mencegah timbulnya gerakan arah aksial.
c). Pembubutan Tirus
Ada banyak suku cadang (part
& component) mempunyai permukaan yang tirus, ketirusan nya pun bervariasi,
misalnya tirus curam (roda payung), tirus landai yang terdapat pada mandril
pembubut.
Conto-contoh
dari pengerjaan tirus adalah: tangkai dari gurdi ulir, ujung frais, pembesar
lubang (reamer), arbor dan perkakas-perkakas lain nya.
Dalam praktek
komersial, ada beberapa standard ketirusan yang umum digunakan, misalnya:
·
Tirus Morse
Banyak digunakan
untuk tangkai gurdi, collet (leher) pembubut dan center pembubut, ketirusan nya
adalah 0,0502 mm/mm (» 5,02 %).
·
Tirus Brown dan Sharpe
Tirus ini
terutama digunakan untuk mem-frais spindel mesin, dimana ketirusan nya mencapai
sekitar 0,0417 mm/mm (» 4,17 %).
·
Tirus Jarno dan Reed
Biasanya
digunakan oleh beberapa fabrik pembubut dan perlengkapan penggurdi kecil,
dimana ketirusan nya mencapai 0,05 mm/mm (» 5 %).
· Pena
Tirus
Sering digunakan
sebagai pengunci, dimana ketirusan nya 0,0208 mm/mm (» 2,08 %).
d. Membubut Ulir
Meskipun dimungkinkan untuk
membubut atau memotong ulir dalam segala bentuk, namun mesin bubut biasnya
dipilih kalau hanya sedikit ulir yang akan dibuat atau apabila di ingin kan
bentuk ulir khusus.
Biasanya hampir pada setiap mesin bubut telah tersedia mekanisme
pembubutan ulir dan instruksi tersebut sudah juga disertakan pada panel mesin
bubut nya. Sehingga hanya dengan memilih dan
menarik tuas yang di inginkan, maka mesin akan bekeja untuk membuat ulir
sesuai dengan yang di harapkan. Metode lain untuk mendapatkan bentuk ulir
adalah dengan menggrinda pahat menjadi bentuk yang sesuai dengan bentuk ulir
yangdiharapkan.
Misalnya akan membuat ulir dengan bentuk “V”, maka biasanya dapat
dilakukan dengan 2 (dua) metode hantaran pahat. Yang pertama, pahat dapat dihantarkan
lurus ke dalam benda kerja dan ulir dibentuk dengan melakukan sederetan
pemotongan ringan. Aksi pemotongan nya terjadi pada kedua sisi pahat yang
digunakan. Yang kedua, yaitu dengan menghantarkan pahat masuk dengan sudut tertentu. Umumnya pahat
nya diberi hantaran
positif sepanjang benda
kerja, dimana kecepatan putaran mesin disesuaikan untuk memotong
sejumlah ulir yang di inginkan. Hal ini dapat dicapai dengan sederetan roda gigi
yang terdapat/terletak dibagian ujung mesin bubut, menggerakkan ulir pengarah
yang dihubungkan dengan spindel headstock pada kecepatan yang di inginkan.
Setelah mesin bubut disetel, sebuah ulir hantaran menyilang disetel pada
suatu tanda di micrometer dial dan
diambil suatu pemotongan yang ringan untuk memeriksa jarak bagi dari ulir. Pada
akhir dari setiap pemotongan yang ber urutan, pahat dikeluarkan dari ulir
dengan cara memutar ke belakang ulir hantaran menyilang nya. Hal ini diperlukan
karena setiap pemutaran balik dalam ulir pengarah, akan dapat mencegah
pengembalian pahat dalam pemotongan sebelum nya. Pahat kemudian dikembalikan ke
kedudukan selanjutnya untuk mebuat ulir berikut, demikian seterus nya.
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan
Setelah
melakukan praktikum Teknik mesin bubut ini mahasiswa dapat menyimpulkan
beberapa hal yaitu :
1 Ketajaman dan sudut mata
pahat yang benar sangat berpengaruh pada hasil permukaan benda kerja karena
akan mengahasilkan permukaan yang kasar.
2 Pada saat melakukan
pengasahan mata pahat sebaiknya dilakukan secara perlahan–lahan, agar sudut
pahat yang dihasilkan sesuai dengan yang telah ditentukan dan agar benda kerja
yang dihasilkan permukaannya rata.
3.
Dalam melakukan proses di
mesi bubut hendaklah dalam setiap pembubutan collant diaktifkan agar
permukaan benda kerja yang dihasilkan licin dan mengkilap dan berpengaruh juga
terhadap mata pahat bubut
4.
Saat pembuatan lubang dan
pembesaran lubang yang dilakukan oleh mesin bubut terlebih dahulu benda kerja
dijepit dngan kuat dan sebelum proses dilakukan benda kerja disenter dahulu
dengan senter yang terletak di kepala lepas agar lubang yang dihasilkan lebih
bagus dan lubang yang dihasilkan pada permukaan benda kerja senter atau
ditengah .
4.2 Saran
Adapun yang
dapat penulis berikan dalam Praktikum Mesin Bubut ini adalah :
1.
Sebelum mahasiswa menggunakan
mesin bubut diharapkan mahasiswa memahami terlebih dahulu tentang teori dasar
dan tata cara menggunakan mesin bubut yang benar.
2.
Setelah chuck dikunci, diharapkan hat-hati jangan pernah meninggalkan kunci
chuck pada pencekam.
3.
Jangan mengukur benda kerja
yang sedang berputar.
0 Komentar untuk " Contoh Makalah Mesin Bubut "